Rabu, 22 Agustus 2018

Masih bisakah sekali lagi ?

Tentang kebahagiaanmu sebelumnya
Aku sangat senang melihatnya
Kau kembali memberikan senyum indahmu
Bahagiamu dimalam itu telah kembali kulihat
Bisakah aku menikmatinya disetiap saat
Saat telah waktu kan berlalu
Kita tak akan lagi berjumpa
Sebelum kau menjadi sebuah kisah
Yang tak untuk diulang lagi
Sebelum kita menjadi sebuah kata
Yang telah berlalu
Apa yang telah berlalu dan telah berakhir
Tapi dapatkah perasaan ini kuakhiri ?

Sabtu, 28 Juli 2018

Dari teman kecilmu untuk sahabatku di sana

Masih adakah kamu dalam setiap karyamu ?
Adalah kamu yang memberi pelajaran
Adalah kamu yang mewarna senja
Walaupun dulu kau bercerita tentang sakitmu
Aku belum mengerti bagaimana rasanya
Sekarang kau telah bebas kawan
Itu yang terbaik buatmu
Dan teruntuk aku telah mengerti rasamu
Selamat jalan sahabatku
Dari teman kecilmu yang cuma menjadi pendengarmu

Rabu, 11 Januari 2017

Untuk dirimu, disatu tempat menikmati sisa malammu.

Untuk dirimu
Masihkah kau pernah merasakan kehilangan yang berarti ?
Masih dapatkah kau merasakan betapa hebatnya rasa itu
Aku hanya tak ingin kita merasakan hal yang sama
Untuk dirimu
Aku pernah merasakan kehilangan yang berat
Namun hadirmu membuatku lupa akan segalanya
Membuatku untuk terus melanjutkan dan meninggalkan yang telah lalu.
Untuk dirimu
Jika memang dirimu akan menjadi kehilanganku selanjutnya
Entah seberapa lama aku kembali menderita dan tak bisa menduganya
Kuharap tuhan akan mengerti akan hal itu.
Untuk dirimu
Berharapkah kau hal yang sama ?
Tak ingin kehilanganku saat ini ?
Kuharap kau akan merasakan hal yang sama.
Untuk dirimu
Jangan pernah berubah
Ataupun meninggalkan disaat aku masih sayang sama kamu.
Untuk dirimu, disatu tempat yang sedang asik beristirahat
Menikmati mimpi sisa malammu saat ini.
-Samata, 11 januari 2017. 02.30

Kamis, 03 November 2016

Kau Yang Teristimewa


Kamu kurang begitu semangat hari ini
Seolah kecerianmu lenyap begitu saja
Cantikmu seakan redup tak bersinar
Adakah sesuatu yang merusak harimu ?
Ijinku membuat dirimu melupakan segalanya
Menarikmu kedalam ceriamu kembali
Tawamu yang ceria
Cantikmu yang bersinar
Senyum manis milikmu
Kembalikan semua kedalam hari harimu
Jangan terlalu lama semangat itu hilang
Karena tawa dan senyummu itulah
Membuatmu menjadi teristimewa.

Kamis, 05 Mei 2016

Kita



Engkau, yang entah bagaimana kita bisa sedekat ini
Hadir mengenal diriku dari sisi lain
Berbagi kisah, saling memberi waktu

Waktu yang kau beri tak aku sia siakan
Canda yang kau berika terekam jelas diingatanku
Apakah kau tahu, bertahan untuk tidak menyukaimu

Hanya tak dapat memberitahukan kepadamu
Bertahan tak sekuat itu
Berjuang untukmu tak sebercanda ini

Sadarkah engkau terjebak dalam jurangmu sendiri
Yang kau gali bersama dia yang engkau cintai
Dengan aku yang hanya melihatmu bersamanya

Masihkah kau merasakannya, kehilangan dia
Dengan aku yang harus berpura pura membencimu
Benci, benci untuk mencintaimu

Kembalilah kau kini, berhentilah mengejarnya
Aku yang dengan siap selalu membantumu bangkit dari jurangmu sendiri
Bahagiamu adalah bahagiaku juga, aku tak bisa melihatmu menyendiri mengingat bayang dia yang telah meninggalkanmu

Minggu, 22 Februari 2015

Selamat Tinggal

Kau tau arti sebuah logika
Disaat cara berpikirku tak lagi wajar
Perasaan ini selalu mengalahkan logika yang begitu hebat
Tersadar semua telah berakir dengan indah
Namun tak selamanya bisa berakir dengan tawa dan candaan
Selalu berurai air mata dan kesedihan
Yah, bukan namanya cinta kalau tak ada sakit hati
Berani mencintai, Berani pula untuk patah hati nantinya
Mungkin hati kecil ini selalu saja memohon untuk kembali
Namun logikaku kini sudah bulat
Aku sudah tak ingin kembali bersamamu
Seiring dengan semuanya, berjalan kembali menulusuri ruang waktu
Aku hanya menitipkan satu pesan berarti untukmu
Jagalah sepotong hatiku yang kau bawa
Jagalah sepotong hati kecil itu
Jika memang kita ditakdirkan untuk bersama
Kita akan bertemu sewaktu-waktu
Entah kapan, dimana, dan mengapa.
Tuhan hanya memberikan takdir kepada kita untuk dijalani
Kita harus kuat walaupun takdir itu pahit
Selamat tinggal putri cantik
Selamat tinggal semua yang dulu tak pernah kudapatkan
Aku mengetahui apa arti sebenarnya dari semua ini
Tak sempat kumemintamu untuk menjelaskan semua
Tapi, aku hanya tak ingin hati ini terus tergores begitu hebat
Selamat Tinggal... Semoga kita dipertemukan nantinya
Jika kita memang ditakdirkan untuk bersama
Sampai tua nanti.

Kamis, 19 Februari 2015

Selembar Surat Berisikan Puisi

Dear kamu yang disana,

Tahukah kamu kalau aku benar benar ingat saat pertama kita kenalan ?, tak sengaja aku bertemu denganmu disebuah sosial media. Aku ingat saat pertama kita saling melempar canda, Aku ingat saat kita saling melempar isyarat, Aku ingat saat kita pertama kali membalas sapa di sosial media itu. Tapi taukah kamu saat ini, sang pencipta mentakdirkan kita untuk saling berkenalan jauh lebih dekat lagi, menjadi seseorang yang hadir dikeseharianmu.
Itu bukan sebuah kebetulan bukan ? aku bertemu denganmu, mengajakmu berkenalan jauh lebih dekat dan kini kamu hadir dikeseharianku.
Langkah kakiku beriringan seolah dirimu juga melangkah dalam fikiranku, membuatku selalu ingin mengetahui sedang apakah dirimu disana.
Apakah kamu bisa melakukan hal yang sama denganku ?, langkah kakimu beriringan dengan aku yang mondar mandir di dalam fikiranmu.
Apakah kamu bisa melakukan hal yang sama denganku ?,  menahan rindu disaat semenit saja tak membalas kabar darimu.
Apakah kamu bisa melakukan hal yang sama denganku ?, menekan ego yang begitu tinggi disaat semua hal negatif datang bertamu difikiranmu.
Mungkin kamu tidak bisa melakukan itu semua bukan ?
Tenanglah Sayangku. Aku tak memintamu untuk melakukan itu semua, aku tak memaksamu menyukai diriku ini, menyayangi diriku ini.
Yang aku mau darimu hanya satu.Jangan pernah pergi dariku disaat aku benar benar dan tulus menyayangimu, Hanya demi orang lain.
Karena ketulusanku itu, bisa saja berubah menjadi benci yang membuatmu tahu sisi burukku yang tak kau kenali selama ini.

Tertanda,
Aku Yang Kini Kau kenal